Ketika gangguan dan
hambatan dari kafir Quraisy kian dahsyat, Rasulullah, sebagai manusia, merasa sangat
gelisah. Pada saat itu, turunlah al-Quran surat al-Hijr ayat 97-99. “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit
disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah
Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
Ada tiga tiga hal
pokok dari ayat di atas. Pertama, perihal kegelisahan Nabi. Kedua, perihal petunjuk
Allah menghilangkan kegelisahan jiwa. Ketiga, masalah hubungan agama (ibadah)
dengan ketenangan jiwa.
Pertama, perihal
kegelisahan Nabi. Dalam hal ini, apakah Nabi boleh gelisah. Tidak banyak ulama yang
berani menyatakan pendapatnya. Meskipun dalam ayat di atas jelas disebutkan, bahwa
Nabi mengalami sempit dada. Seorang pakar tafsir Ar-Razi mengatakan, dari sisi
manusia tidak ada halangan bagi Nabi mengalami keresahan. Namun kata Ar-Razi,
gelisahnya itu tidak lama-lama. Karena kemudian datang bimbingan dan petunjuk
dari Allah. Dan bimbingan itu tidak hanya penting bagi Nabi Muhammad, tapi
lebih penting lagi bagi umat manusia.
Kedua, berkaitan bimbingan Allah untuk menghilangkan keresahan jiwa. Ada empat ibadah yang diperintahkan supaya kita memiliki ketentraman batin. Pertama, bertasbih. Tasbih itu artinya mensucikan Allah, dengan melafalkan subhanallah. Namun perintah tasbih di ayat ini untuk menolak omongan orang kafir yang sesat. Maka diperintahkan supaya melakukan tasbih, yaitu mensucikan Allah dari tuduhan tidak benar. Menurut orang kafir, Allah itu tidak tunggal, tapi punya teman yaitu malaikat. Menurut mereka malaikat itu perempuan. Maka dalam surat as-Shaffat Allah membantahnya, “Coba mereka tanyakan kepada mereka, apakah Allah punya anak perempuan sementara mereka mempunyai anak laki-laki.”
Inti dari tasbih
bukan pada pelafalan kata subhanallah, namun bagaimana membangun
prasangka baik kepada Allah. Dalam bahasa agamanya adalah husnuzzan.
Prasangka baik itulah yang menimbulkan ketenangan. Orang-orang beriman itu
dilarang berprasangka buruk kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Allah
mengikuti prasangka hamba-Nya.
Kedua, kita disuruh bertahmid. Artinya, mengembalikan segala puji hanya bagi
Allah. Sesungguhnya tahmid adalah kelanjutan dari tasbih. Orang tidak mungkin bisa
bertahmid, mengembaliklan segala puji, kalau tidak bertasbih. Karena Allah maha
suci maka segala puji dikembalikan pada Allah. Yang kemudian dilanjutkan takbir.
Karena puji hanya bagi Allah, maka yang maha besar hanya Allah. Jadi, tasbih,
tahmid dan takbir adalah psycological stage (tingakatan-tingkatan
kejiwaan).
Ketiga, banyak melakukan
ibadah shalat. Insya Alalh orang yang rajin shalat terhindar dari penyakit
batin dan keresahan jiwa. Dalam hadis-hadis shahih dijelaskan, Rasulullah apabila menghadapi
hal-hal besar beliau langsung melakukan ibadah shalat. Sesungguhnya dalam ajaran
kerohanian Islam dilarang berkeluh kesah. Dalam Islam dianjurkan untuk berkeluh
kesah pada yang punya manusia, yang menguasai alam jagat raya ini. Makanya,
obat keresahan jiwa yang ketiga melakukan shalat.
Keempat, memiliki
kesadaran takwa. “Sembahlah Tuhanmu sampai datang padamu kematian.” Ayat
ini mengajak kita untuk melakukan kesadaran ketuhanan. Kesadaran bahwa Allah hadir
dan mengawasi setiap aktivitas kita.
Kesadaran itulah yang mengendalikan diri dari dosa dan maksiat.
Selanjutnya, apa
hubungan antara ibadah dan ketentraman batin. Kata Ar- Razi, siapa yang
melakukan ibadah empat di atas maka dia memperoleh ketenangan batin. Menurut
para ahli, ibadah itu sesungguhnya fitrah. Artinya kebutuhan dasar setiap manusia
yang tidak bisa dihindari. Orang yang melakukan ibadah akan terhindar dari
penyakit kehampaan rohani.
Kedua, berdasarkan
pengalamanan para sufi, ibadah itu memberikan sifat optimisme (raja).
Orang yang melakukan ibadah maka timbullah harapan. Harapan untuk diampuni
dosa-dosanya. Harapan untuk mendapatkan limpahan rahmat dan barakah. Kalau
orang tidak pernah shalat tidak pernah lepas dari rahmat Allah. Senantiasa
berada di jalan Tuhan. Di dalam orbit
Tuhan. Dekat dengan Allah. Dekat dengan sumber kedamaian itu.
Mudah-mudahan ibadah
yang saat ini kita lakukan menjadi jalan kita menuju ketenangan jiwa. Amin.
Khutbah Jumat Singkat dengan judul Obat Hati yang Resah
4/
5
Oleh
Unknown