Senin, 24 Oktober 2016

Khutbah Jumat Singkat dengan judul Obat Hati yang Resah



Ketika gangguan dan hambatan dari kafir Quraisy kian dahsyat, Rasulullah, sebagai manusia, merasa sangat gelisah. Pada saat itu, turunlah al-Quran surat al-Hijr ayat 97-99. “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
Ada tiga tiga hal pokok dari ayat di atas. Pertama, perihal kegelisahan Nabi. Kedua, perihal petunjuk Allah menghilangkan kegelisahan jiwa. Ketiga, masalah hubungan agama (ibadah) dengan ketenangan jiwa.
Pertama, perihal kegelisahan Nabi. Dalam hal ini, apakah Nabi boleh gelisah. Tidak banyak ulama yang berani menyatakan pendapatnya. Meskipun dalam ayat di atas jelas disebutkan, bahwa Nabi mengalami sempit dada. Seorang pakar tafsir Ar-Razi mengatakan, dari sisi manusia tidak ada halangan bagi Nabi mengalami keresahan. Namun kata Ar-Razi, gelisahnya itu tidak lama-lama. Karena kemudian datang bimbingan dan petunjuk dari Allah. Dan bimbingan itu tidak hanya penting bagi Nabi Muhammad, tapi lebih penting lagi bagi umat manusia.



Kedua, berkaitan bimbingan Allah untuk menghilangkan keresahan jiwa. Ada empat ibadah yang diperintahkan supaya kita memiliki ketentraman batin. Pertama, bertasbih. Tasbih itu artinya mensucikan Allah, dengan melafalkan subhanallah. Namun perintah tasbih di ayat ini untuk menolak omongan orang kafir yang sesat. Maka diperintahkan supaya melakukan tasbih, yaitu mensucikan Allah dari tuduhan tidak benar. Menurut orang kafir, Allah itu tidak tunggal, tapi punya teman yaitu malaikat.  Menurut mereka malaikat itu perempuan. Maka dalam surat as-Shaffat Allah membantahnya, “Coba mereka tanyakan kepada mereka, apakah Allah punya anak perempuan sementara mereka mempunyai anak laki-laki.”  
Inti dari tasbih bukan pada pelafalan kata subhanallah, namun bagaimana membangun prasangka baik kepada Allah. Dalam bahasa agamanya adalah husnuzzan. Prasangka baik itulah yang menimbulkan ketenangan. Orang-orang beriman itu dilarang berprasangka buruk kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Allah mengikuti prasangka hamba-Nya.
Kedua, kita disuruh bertahmid.  Artinya, mengembalikan segala puji hanya bagi Allah. Sesungguhnya tahmid adalah kelanjutan dari tasbih. Orang tidak mungkin bisa bertahmid, mengembaliklan segala puji, kalau tidak bertasbih. Karena Allah maha suci maka segala puji dikembalikan pada Allah. Yang kemudian dilanjutkan takbir. Karena puji hanya bagi Allah, maka yang maha besar hanya Allah. Jadi, tasbih, tahmid dan takbir adalah psycological stage (tingakatan-tingkatan kejiwaan).  
Ketiga, banyak melakukan ibadah shalat. Insya Alalh orang yang rajin shalat terhindar dari penyakit batin dan keresahan jiwa. Dalam hadis-hadis shahih  dijelaskan, Rasulullah apabila menghadapi hal-hal besar beliau langsung melakukan ibadah shalat. Sesungguhnya dalam ajaran kerohanian Islam dilarang berkeluh kesah. Dalam Islam dianjurkan untuk berkeluh kesah pada yang punya manusia, yang menguasai alam jagat raya ini. Makanya, obat keresahan jiwa yang ketiga melakukan shalat.
Keempat, memiliki kesadaran takwa. “Sembahlah Tuhanmu sampai datang padamu kematian.” Ayat ini mengajak kita untuk melakukan kesadaran ketuhanan. Kesadaran bahwa Allah hadir  dan mengawasi setiap aktivitas kita. Kesadaran itulah yang mengendalikan diri  dari dosa dan maksiat.
Selanjutnya, apa hubungan antara ibadah dan ketentraman batin. Kata Ar- Razi, siapa yang melakukan ibadah empat di atas maka dia memperoleh ketenangan batin. Menurut para ahli, ibadah itu sesungguhnya fitrah. Artinya kebutuhan dasar setiap manusia yang tidak bisa dihindari. Orang yang melakukan ibadah akan terhindar dari penyakit kehampaan rohani.
Kedua, berdasarkan pengalamanan para sufi, ibadah itu memberikan sifat optimisme (raja). Orang yang melakukan ibadah maka timbullah harapan. Harapan untuk diampuni dosa-dosanya. Harapan untuk mendapatkan limpahan rahmat dan barakah. Kalau orang tidak pernah shalat tidak pernah lepas dari rahmat Allah. Senantiasa berada di jalan Tuhan.  Di dalam orbit Tuhan. Dekat dengan Allah. Dekat dengan sumber kedamaian itu.
Mudah-mudahan ibadah yang saat ini kita lakukan menjadi jalan kita menuju ketenangan jiwa. Amin.

Related Posts

Khutbah Jumat Singkat dengan judul Obat Hati yang Resah
4/ 5
Oleh

Saya Ingin Berlangganan

Mau dapat up date terbaru teks khutbah Jumat? Silakan berlangganan via email.