Download naskah Khotbah Jumat Lengkap, Khutbah Jumat Singkat padat, khutbah Jumat Terbaru, Teks Khutbah Jumat Lengkap, Khutbah Jumat tentang Makna Hijrah
=============================================
Umat Islam baru saja
memasuki tahun baru hijriah 1438. Meski tidak seramai dan semegah ketika kita
memperingatinya namun momentum tahun baru hijriah patut menjadi renungan kita
bersama. Penanggalan hijirah terbentuk sepeninggal Rasulullah Saw. Para sahabat sepeninggal Nabi menjadikan
momentum hijrah sebagai awal penanggalan, karena hijrah merupakan mementum terbesar
dalam tubuh umat Islam. Dari titik
itu perubahan kian meluas, dan gaungnya terdengar ke mana-mana. Dari jazirah
Arabiah hingga ke penjuru dunia.
Hijrah dari Makkah ke
Madinah pada awalnya dilandasi karena banyaknya tekanan yang dilakukan
orang-orang Quraisy terhadap umat Islam yang kala itu masih tergolong lemah.
Maka,
demi mempertahankan akidah, umat Islam diperintahkan meninggalkan tanah airnya
menuju Madinah yang penuh harapan untuk berkembangnya ajaran Islam.
Dan kenyataannya memang
demikian. Setelah umat Islam mendiami Madinah, Islam berkembang begitu pesat. Awalnya
orang-orang Madinah, kemudian ke suku-suku sekitar, lantas meluas ke daerah
yang lebih jauh. Orang-orang Madinah menyambut gembira kedatangan Islam dengan
tangan terbuka. Mereka merasakan kehadiran Islam yang banyak memberi perubahan.
Dan mereka pun turut bahu membahu menyebarkan dan membela Islam.
Maka, setelah hijrah ke Madinah
tidak ada lagi perintah hijrah. Oleh karena itu, tatkala kota Makkah dapat
ditaklukkan oleh umat Islam, dan orang-orang quraisy berbondong-bondong masuk
Islam tanda adanya tekanan, pada saat Nabi
mengatakan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Abbas ra berikut:
أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ الْفَتْحِ
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا
اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
“Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah,
akan tetapi yang ada adalah kewajiban berjihad dan berniat, dan ketika kalian diperintahkan pergi
berjihad, maka pergilah”.
Pada masa awal Islam, hijrah bermakna
berpindah dari wilayah Makkah ke Madinah. Namun seiring waktu hijrah dapat
dimaknai tidak sekedar perpindahan secara fisik dari satu tempat ke tempat lain.
Hijrah memiliki banyak makna, yang intinya bergerak
menyelamatkan kualitas
agama dari fitnah apapun, menuju kebebasan diri dalam
beribadah kepada Allah sesuai dengan aturan syariat-Nya.
BACA JUGA: KHUTBAH JUMAT DENGAN JUDUL MENYIKAPI PROSTITUSI ONLINE
Makna hijrah semacam ini akan selalu relevan bagi setiap muslim sesuai dengan kondisi dan tuntutannya. Menuntut ilmu menurut sebagian ulama termasuk dalam kategori hijrah. Meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Mengubah masyarakat yang bodoh dan tidak berbudaya menuju kepada masyrakat yang cerdas dan berkeadaban. Itu semua juga termasuk dalam kategori hijrah.
Makna hijrah semacam ini akan selalu relevan bagi setiap muslim sesuai dengan kondisi dan tuntutannya. Menuntut ilmu menurut sebagian ulama termasuk dalam kategori hijrah. Meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Mengubah masyarakat yang bodoh dan tidak berbudaya menuju kepada masyrakat yang cerdas dan berkeadaban. Itu semua juga termasuk dalam kategori hijrah.
Bahkan, begitu berartinya hijrah itu
sendiri, Allah Swt sampai mencela orang mukmin yang enggan berpindah dari satu
tempat yang di situ terdapat keburukan, padahal dia mampu, sebagaimana pada an-
Nisa’: 97-98
اِنَّ
الَّذِيْنَ تَوَفَّهُمُ الْمَلَئِكَةُ ظَالِمِي اَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيْمَ كُنْتُمْ
قاَلُوْا كُنامُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِ قَالُوا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللهِ
وَاسِعَةٌ فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا فَأُلئِكَ مَأْوهُمْ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيْرًا.
يَهْتَدُوْنَ سَبِيْلًا.
Sesungguhnya
orang-orang yang dimatikan Malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada
mereka) Malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kalian hidup?". Mereka menjawab: "Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para
Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam
itu seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki
atau wanita ataupun anak-anak yang benar-benar tidak mampu berdaya upaya dan
tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).”
Sekalipun ayat ini berbicara perihal orang-orang mukmin yang tetap memilih tinggal di Makkah lalu mati dalam keadaan tertindas tidak mampu menegakkan agamanya, namun konteks hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Yaitu bagi setiap muslim yang tidak mampu menjaga keamanan dan kualitas keberagamaannya karena kondisi lingkungan yang buruk, diwajibkan untuk pindah mencari tempat yang kondusif. Dalam makna yang sama Rasulullah Saw bersabda:
وقد روى النسائي مرفوعا { لا يقبل الله من مشرك عملا بعدما أسلم أو يفارق
المشركين}
“Allah tidak akan menerima amalan orang
beriman yang masih ada nilai kesyirikannya, karena ia tidak meninggalkan
pengaruh orang-orang musyrik di
sekitarnya.”
ولأبي داود من حديث سمرة مرفوعا { أنا بريء من كل مسلم يقيم بين أظهر المشركين
}
“Aku berlepas diri (tidak mau
bertanggungjawab) atas tertolaknya amalan
(yang bercampur kesyirikan) dari setiap
muslim yang tetap tinggal di tengah orang-orang musyrikin.”
Makna lain dari hirjah dapat kita
lihat dalam Surat Adz Dzariyat ayat 50:
فَفِرُّوا اِلَى اللهِ اِنِّى لَكُمْ مِنْهُ نَذِيْرٌ مُبِيْنٌ
Maka segeralah
kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan
yang nyata dari Allah untukmu.
Menurut para ulama ada bebarapa penafsirannya mengenai ayat
di atas.
1 Pindah dari kesyirikan
kepada keimanan atau dari ketaatan syaithan pada ketaatan Allah.
2 Bertaubat dari segala
dosa dan kemaksiatan.
3 Lari dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
4 Lari dari yang dibenci Allah menuju kepada
yang disenangi Allah.
5 Lari dari kelalaian diri menuju kepada
peringatan Allah.
Inilah sebagian makna hijrah yang harus
disadari dan direfleksikan oleh setiap muslim sepanjang hidupnya.
Akhirnya, marilah kita senantiasa
memanfaatkan momentum-momentum yang diberikan oleh Allah kepada kita. Seperti
momentum hirjiah kali ini. Yaitu senantiasa mengubah diri ke arah lebih baik
dan lebih baik. wallahu a’lam.
Khutbah Jumat Berjudul Makna Hijrah
4/
5
Oleh
Unknown