Kamis, 03 November 2016

Khutbah Idul Fitri


Khutbah Iduf Fitri


اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ. وَاْلحَمْدُ ِللهِ  كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ، لاَاِلهَ اِلاَّاللهِ وَاللهُ اَكْبَرْ اَللهُ وَِللهِ اْلحَمْدُ . اَلْحَمْدُ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ سُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئََاتِ اَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَه اِلاَّاللهُ ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ . اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ ، اَمَّا بَعْدُ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ . اِتَّقُوْا اللهَ حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.                                                                                                  



 
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Alhamdulillah, akhirnya kita mampu menyelesaikan puasa sebulan penuh, dan hari ini kita melanjutkannya dengan shalat idul fitri. Dalam kaitan ini Rasulullah Saw bersabda: ”Barang siapa yang berpuasa sebulan penuh, malamnya dia mengeluarkan zakat fitrah, kemudian paginya dia berangkat untuk shalat ’idul fitri dan bertakbir mengagungkan nama Allah Swt, maka dia bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.” Artinya seluruh dosa kita diampuni oleh Allah Swt. Dan itulah tujuan puasa; membentuk orang-orang bertakwa. Mudah-mudahan seluruh ibadah kita pada bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah Swt. Amin
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Kalau kita perhatikan, definisi takwa itu paling tidak terkumpul dalam dua surat: pertama surat al-Baqarah ayat 1-5, kedua surat Ali Imran ayat 133-136. Ayat-ayat ini sering dibaca oleh para khatib atau penceramah, dan kerena itu cukup familier bagi kita.
Untuk masalah takwa sendiri terangkum pada surat al-Baqarah ayat 1-5. Ayat mengajak kita semua percaya kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Kiamat, serta qadha dan qadar. Kepercayaan inilah yang kemudian menjadikan kita memiliki kekuatan untuk bertahan melaksanakan puasa sebulan penuh. Tanpa itu kita tidak akan mampu menjalankan Ramadhan. Mengapa? Sebab puasa yang kita lakukan ini membutuhkan pengorbanan yang tiada terkira. Oleh karena itu, sekali lagi, kita berharap mudah-mudahan ibadah kita diterima oleh Allah Swt. Amin
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Kita harus menyadari bahwa tahun depan kita belum tentu bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang agung ini. Oleh karena itu, marilah kita bersegera mencari ampunan dari Allah Swt. Seperti firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 133:
 
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga  yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3]: 133).

Ayat di atas kemudian dilanjutkan definisi orang bertakwa, yakni:
 
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran [3]: 134).

Suatu ketika Imam al-Ghazali bertanya kepada muridnya: ”Mana hartamu yang sesungguhnya?”
Murid itu menjawab: “Hartaku yang sesungguhnya adalah rumahku, sawahku, kebunku.”
Imam al-Ghazali kemudian berkata: “Rumahmu, kebunmu dan sawahmu itu adalah bukan hartamu, tetapi milik ahli warismu..”
Lalu, mana harta yang sebenarnya?
Imam al-Ghazali kemudian melanjutkan,”Hartamu yang sesungguhnya adalah yang kamu sedekahkan di jalan Allah Swt.”
Ada lagi sebuah cerita. Suatu ketika seorang konglomerat ditanya seorang ustadz.
”Bapak sedekahnya begitu banyak, dan harta Bapak pun juga begitu banyak.” kata sang Ustadz.
Lalu konglomerat itu mengatakan, ”Harta saya tak lebih dari 50 Juta.”
”Lho, kok harta sebanyak ini cuma 50 Juta?”
”Iya, karena yang lain-lain belum saya sedekahkan di jalan Allah Swt, makanya harta saya saat ini di hadapan Allah adalah 50 juta yang saya sedekahkan tadi.”
Oleh karena itu marilah kita membiasakan diri ringan tangan. Jangan pelit. Sebab orang pelit  tidak akan masuk surga, dan menjadi musuh Islam dan semua orang.
 
البخيل بعيد من الله وبعيد من الناس وبعيد من الجنة وقريب من النار
Orang pelit itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Syarat menjadi orang bertakwa adalah: Pertama, mampu menginfakkan hartanya, baik dikala suka maupun duka. Kedua, tidak sombong, mampu menahan dirinya, merasa dirinya tidak terlalu benar. Orang Islam yang benar adalah mereka yang merasa dirinya banyak bergelimang dosa. Sebaliknya, orang yang merasa selalu benar adalah merekalah orang yang sombong. Sifat itu hanya dimiliki oleh musuh-musuh Allah Swt, termasuk Dajjal, yang konon kakinya panjang sebelah sehingga kalau jalan tidak seimbang. Dajjal  adalah makhluk yang tidak mau salah. Bahkan dia mengatakan bahwa bumi ini tidak ada rata. Padahal bukan buminya yang tidak rata, tapi kakinya yang panjang sebelah.
Hadirin jamaah shalat idul Fitri rahimakumullah!
Manusia sebagaimana disebutkan adalah:
  الانسان محل الخطإ ونسيان
Manusia itu tempatnya salah dan lupa.
Oleh karena marilah kita tanamkan sifat sabar di hati kita. Jangan suka marah. Teladanilah Rasulullah Saw. Beliau memiliki pembantu sebanyak 36 orang. Tatkala para sahabat menanyai ke36 pembantu tadi, apakah Rasulullah Saw pernah memarahimu. Salah seorang pembantu menjawab, “Saya sudah 15 tahun ikut Rasulullah, dan saya belum pernah dimarahi beliau.” Dan tatkala istri-istri Rasulullah ditanya, mereka juga mengatakan yang sama; bahwa mereka belum pernah dimarahi Rasulullah Saw.
Marahnya Rasulullah itu cukup dengan memerah wajahnya. Jika wajah Rasul merah, maka sahabat dan istrinya mengoreksi diri. Rasulullah tidak pernah mengeluarkan marahnya, tetapi menahannya sehingga wajahnya menjadi merah.
            Syarat orang bertakwa yang ketiga adalah: pemaaf kepada manusia. Tidak pendendam. Oleh karena itu, marilah kita buang jauh-jauh sifat dendam. Marilah kita memaafkan kesalahan siapa pun juga yang  berbuat salah kepada diri kita. Tidak ada dalam Islam ungkapan ”tidak ada maaf  bagimu.” Allah saja Maha Rahman, Rahim dan Maha Pengampun, apalagi kita selaku hamba-Nya. Marilah kita buka hati kita, kita lepaskan dendam yang ada dalam diri kita. Kita buang sifat dengki dan iri. Sebab dengki adalah penyakit hati yang kronis. Rasulullah Saw bersabda :
الحسد تأ كل الحسنة كما تأ كل النار الحطب                           
“Iri dengki itu menghapus kebaikan, sebagaimana api memakan kayu baker.”
Semakin besar sifat dendam, iri, dengki dalam diri kita semakin cepat kebaikan kita terhapus.
Hadirin jamaah shalat idul Fitri rahimakumullah!
Dalam Islam itu ada kata muslim, mukmin, muhsin. Muhsin itu adalah orang yang mampu menafkahkan hartanya, orang yang mampu menahan hawa nafsunya, dan orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Oleh karena itu sudahkah kita bertanya kepada diri sendiri, sudahkah kita bertanya bahwa al-Qur`an pasti benar, sudahkah kita yakin bahwa orang yang makin banyak sedekahnya maka Allah akan kembalikan hartanya dan Allah akan ganti dengan rezeki berlipat-lipat, bahkan Allah janjikan dalam Al-Qur`an dengan 700 kali lipat.

Related Posts

Khutbah Idul Fitri
4/ 5
Oleh

Saya Ingin Berlangganan

Mau dapat up date terbaru teks khutbah Jumat? Silakan berlangganan via email.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
4 Maret 2022 pukul 12.22

Casinos not on the Internet! | Dr.Mcd.com
The Internet can provide you with the 수원 출장안마 necessary tools for making 사천 출장마사지 a deposit. You can 안산 출장샵 make real money with 부산광역 출장마사지 online 논산 출장마사지 casinos without spending real money or

Reply