Senin, 31 Oktober 2016

Khutbah Jumat Lengkap dengan Judul Pengorbanan



Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah, yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat iman, dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak dapat kita hitung jumlahnya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, para keluarga, sahabat, dan pengikutnya ila yaumil qiyamah. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, dengan semaksimal mungkin menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah
            Satu risalah tidak pernah akan terlaksana kecuali ada orang-orang yang mau memperjuangkannya. Termasuk dalam hal ini risalah Islam. Sebuah perjuangan tentu membutuhkan pengorbanan. Apalagi pada zaman modern ini, dimana   umat Islam dihadapkan pada ujian berat. Mulai perpecahan umat, kemaksiatan, sampai melemahnya semangat juang di jalan Allah. Untuk menghadapi semua itu diperlukan jiwa berani berkorban. Dalam surat al-Hujurat ayat 15, Allah berfirman,“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
            Seorang yang mengaku mukmin tapi tidak mau berjuang, maka mukminnya dipertanyakan. Sebab semakin tinggi  keimanan seseorang, saat itu pula ujian makin berat. Ujian memang ada dimana-mana. Ketika makan, orang mukmin harus berhati-hati agar makanannya halal. Saat berkeja dia berusaha bekerjanya dengan benar. Dan ketika bermuamalah, dia berusaha bermuamalah dengan baik.


Dalam sejarah Islam, para sahabat berlomba-lomba dalam pengorbanan. Dalam persiapan Perang Tabuk Rasulullah Saw memerintahkan para sahabat menyedekahkan sebagian hartanya sebagai bekal perang. Adalah Umar bin Khattab yang berharap  dapat menyedekahkan separuh hartanya sehingga mampu mengalahkan Abu Bakar. Namun saat tahu Abu Bakar menyedekahkan hampir seluruh hartanya, maka Umar berkata, “Selama ini saya tidak mampu mengalahkan sedekahnya Abu Bakar.”
            Tidak sekedar harta melainkan juga jiwa. Luar biasa benar para sahabat Nabi. Mereka berlomba mengikuti peperangan demi mendapatkan mati syahid di jalan Allah. Ada ayah dan anak yang berebut pergi jihad karena kedua-duanya ingin mendapatkan syahid. Menurut aturan jika dalam satu keluarga seorang ayah sudah pergi jihad, maka anaknya harus tetap  di rumah. Namun karena dua-duanya berhasrat pergi diadakanlah undian. Dan hasil dari undian itu yang keluar adalah sang anak. Rupanya sang ayah masih berlum terima hasil undian itu seraya berkata,”Kamu masih muda, lebih baik ayah yang berangkat.” Apa kata anaknya., “Untuk urusan surga tidak ada kaitannya tua atau muda.”
           
Hadirin, jamaah Jumat rahimakumullah
            Berkorban juga dalam hal kesenangan. Betapa banyak manusia sekarang menuruti nafsunya. Tidak sedikit yang rela bela-belain membeli hanphone yang mahal harganya. Tetapi ketika musim Idul Adha tiba mereka enggan berkurban. Mengorbankan kesenangan merupakan perkara yang hebat. Banyak kesenangan yang harus kita korbankan demi perjuangan di jalan Allah. Ketika enak-enaknya tidur kita memilih bangun berdoa untuk umat manusia. Kita memilih shalat subuh  berjamaah di mesjid ketimbang di rumah. Padahal berat rasanya meninggalkan rumah saat subuh. Namun dia tetap melakukannya. Karena yang membedakan orang mukmin dan munafik ialah apakah dia shalat jamaah subuh dan isya di masjid atau tidak.
            Berkorban juga bisa lewat keahlian yang kita miliki. Dalam peristiwa Perang Badar Rasulullah menjadikan tempat yang jauh dari sumber air sebagai markasnya. Khabbab yang menilai pilihan tersebut kurang strategis berkata, “Ya Rasulullah, apakah pemilihan tempat ini merupakan wahyu atau sekedar strategi perang?” kata Rasulillah, “Ini strategi perang.” “Kalau strategi perang, menurut saya lebih strategis di e tempat yang berdekatan dengan air. Alasannya  saat musuh  tertimpa haus sementara sumber air kita kuasai,  kita berpeluang memenangkan peperangan.” Dan usul itu kemudian diterima.
            Saat Perang Khandaq Salman Alfarisi mengusulkan pembuatan parit  untuk menghalau musuh. Dia mendapatkan strategi itu dari negerinya yang biasa membuat parit saat menghadapi musuh yang terlampau banyak. Usulnya yang brilian tersebut disetujui oleh Nabi. Akhirnya Nabi beserta para sabahat membuat parit.
            Pengorbanan dapat kita lakukan dalam berbagai bentuk. Disaat masyarakat sudah belomba-lomba dalam kemewahan, maka pengorbanan itu dapat kita wujudkan minimal dengan cara  menjauhkan diri dari kemewahan. Atau menjauhi yang haram dan mencari yang halal.  Ini bentuk pengorbanan yang senantiasa kita lakuakan, agar apa yang kita lakukan benar dan halal.

Related Posts

Khutbah Jumat Lengkap dengan Judul Pengorbanan
4/ 5
Oleh

Saya Ingin Berlangganan

Mau dapat up date terbaru teks khutbah Jumat? Silakan berlangganan via email.