Dr. Usman
Syihab, MA
Jamaah jumat yang baerbahagia.
Mari kita sama-sama senantiasa
meningkatkan keimana dan ketakwaan
kita kepada Allah SWT.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas Ibadah kita. Menjalankan dengan ihlas perintah-perintah Allah dan menjauhi
semua larangaNya.
Hadirin yang rahima kumullah
Sebagai masyarakat
Muslim di negara ini, kita harus menjadi masyarakat yang berakhlak mulia. Masyarakat
yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, terutama dalam berinteraksi sosial dalam kehidupan kita.
Akhlak adalah tiang utama masyarakat. Masyarakat yang ideal dan berbudaya adalah masyarakat
yang memiliki akhlak
mulia. Masyarakat yang tidak menjunjung tinggi akhlak mulia, dan bahkan
kehilangan akhlak akan masyarakat tersebt akan lemah, terpuruk dan bahkan akan
hancur. Sebuah syair mengatakan
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن ذهبت أخلاقهم ذهبو
Suatu bangsa dapat bertahan selama ia
memiliki akhlak mulia, bila akhlaknya hilang maka bangsa itu akan runtuh.
Rasulullah SAW
lahir dan dihadirkan oleh Allah SWT di atas muka bumi ini misi utamanya adalah
menyempurnakan akhlak mulia, dan mendidik umatnya karakter yang baik.
Rasulullah SAW bersabda:
إنما
بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
(Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia-HR Al-Bukhari)
Akhlak mulia bagi Rasulullah SAW merupakan indikator kuat dan tidaknya iman seseorang: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أكْمَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad,
Abu Dawud dan Hakim)
Hampir semua syariat yang Allah SWT
perintahkan kepada umat manusia, apapun bentuk syariat itu ujung-ujungnya
sebenarnya kita diajak untuk menata akhlak. Baik akhlak terhadap Allah maupun
akhlak manusia dengan sesamanya. Bahkan akhlak kita terhadap lingkungan sekitar. Perintah melaksanakan shalat, umpanya,
merupakan perintah yang bertujuan untuk menata
akhlak. Firman Allah SWT:
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ
وَالْمُنكَرِ
(Laksanakanlah shalat, karena
sesungguhnya shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar) (QS Al Ankabut : 45). Jadi essensi
shalat, jika kita ingin melihat apakah shalat kita benar atau tidak dampaknya
akhlak yang kita rasakan di lapangan.
Agama kita mengajarkan kepada
kita nilai-nilai moral atau akhlak mulia yang harus kita miliki dan harus kita
laksanakan dalam hubungan kita sesama manusia dan dalam kehidupan kita dalam
bermasyarakat:
1. Berlaku Jujur:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي
إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Hendaklah kamu berlaku jujur,
karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa seseorang ke
Surga, dan jika seseorang selalu berlaku jujur serta memilih kejujuran sehingga
akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Menunaikan Amanah:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ
يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا ﴿٥٨﴾
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An
Nisaa’: 58)
3. Menepati Janji
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَأَوْفُوا
بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
﴿٣٤﴾
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al
Israa’: 34)
4. Berlaku adil.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ
اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ
وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.” (QS. An
Nahl: 90)
5. Menghormati
orang tua
وقضى ربك ألا تعبدوا
إلا إياه وبالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما
أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما واخفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب
ارحمهما كما ربياني صغيرا
Hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra/17:23)
6. Tawadhu’ (berendah diri):
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ
لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿٨٨﴾
“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang
beriman.” (QS. Al Hijr: 88)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ
اَللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا، حَتَّى لَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ،
وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk
bertawadhu’, sehingga tidak ada lagi orang yang bersikap sombong dan angkuh
terhadap yang lain.” (HR.
Muslim)
7. Menyambung Tali Silaturrahim (Hubungan
Kekeluargaan):
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ,
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya dan
dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari)
8. Berucap dengan ucapan yang baik,
Berlaku Baik kepada Tetangga dan Memuliakan Tamu:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكِرمْ ضَيْفَهُ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya, dan barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari-Muslim)
9. Dermawan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ
اللهَ تَعَالَى جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ وَ يُحِبُّ مَعَالِيَ الْأَخْلاَقَ وَ
يَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Pemurah, Dia mencintai
sifat pemurah (dermawan), Dia mencintai akhlak yang tinggi dan membenci akhlak
yang rendah.” (HR. Baihaqi)
10. Santun dan Pemaaf:
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ
اللَّـهُ لَكُمْ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢٢﴾
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An Nuur: 22)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidaklah
menambahkan hamba-Nya yang selalu memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah
seseorang bertawadhu’ karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)
11. Mendamaikan Manusia:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ألاَ
أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَ الصَّلاَةِ وَ الصَّدَقَةِ؟
إِصْلاَحُ ذَاتَ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذاَتَ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ
“Maukah kamu aku beritahukan hal yang lebih utama dari
derajat puasa, shalat dan sedekah (sunat)? Yaitu mendamaikan orang yang
bermusuhan, karena merusak hubungan adalah yang memangkas (agama).” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi(
12. Berkasih Sayang:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
اِرْحَمُوْا
مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada
di atas langit (Allah) akan menyayangimu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim)
13. Saling tolong menolong dalam
kebaikan dan taqwa:
وتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ...
“Dan saling tolong-menolonglah kamu sekalian
dalam kebajikan dan ketakwaan..” (al-Maidah (5): 2)
14. Peduli dan empati:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang
Mukmin lelaki dan perempuan satu sama lain adalah penanggungjawab, yang
masing-masing menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran...” (al-Taubah
(9): 71).
15. Saling memberi nasehat dalam kebenaran dan
kesabaran:
وَالْعَصْرِ
{1} إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ {2} إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {3}
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)
16. Saling amar makruf dan nahi munkar:
كُنتُمْ خَيْرَ
أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنكَرِ
Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH JUMAT MEMBANGUN MASYARAKAT BERAKHLAK MULIA
4/
5
Oleh
Unknown