Tampilkan postingan dengan label Khutbah Pilihan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Pilihan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Januari 2017

Khutbah Jumat tentang Akhlak





Download naskah Khotbah Jumat  Lengkap, Khutbah Jumat Singkat padat,  khutbah Jumat Terbaru, Teks Khutbah Jumat Lengkap, Khutbah Jumat tentang Akhlak

=============================================


Hadirin sidang jumat yang dirahmati oleh Allah!
Mari kita bersyukur kehadirat Allah Swt, atas nikmat yang diberikan, terutama nikmat iman. Dengan nikmat yang ada pada diri kita membuat kita berusaha sekuat tenaga beramal shaleh, berbuat kebajikan, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Dengan nikmat yang sama itu membuat diri kita menghindarkan diri dari dosa dan maksiat. Shalawat dan salam kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, dan kepada siapapun juga yang mengikuti jejak langkahnya, termasuk kita nanti.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah!
Kita menyadari, bahkan kita yakin bahwa agama kita adalah agama yang benar. Bahwa agama kita mensejahterakan kepada kita, para pemeluknya. Agama kita mengajarkan hal-hal yang baik, dan menghindarkan perkara-perkara yang buruk. Inilah yang secara ringkas diungkapkan Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya: Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq (sejatinya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak). Dan Allah sendiri dalam al-Quran menyatakan: innaka la’ala khuluqin ’adhim (bahwa engkau (Muhammad) berada pada puncak akhlak yang sangat tinggi. Bahkan, bangsa Quraiys dalam kondisi kemusyrikan mereka, mereka menggelari Muhammad dengan al-amin.
Dalam hadis yang lain Nabi mengatakan: Akmalul mukminina imanan ahsanuhum khuluqan. Sesempurna-sempurnanya iman seseorang adalah dilihat dari kesempurnaan akhlaknya. Jika dalam keberislaman ini intinya adalah tauhid, maka kesempurnaan iman itu harus berwujud dalam perilakunya.


Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah!
Kalau kita cermati tentang akhlak, tentu ini banyak sisinya. Mulai akhlak dari diri sendiri. Akhlak ketika kita berhadapan dengan orang lain. Dari skala pribadi bahkan yang lebih besar, yakni masyarakat, hubungan antar persona, kelompak antar masyarakat, itu sangat ditekankan, sangat ditegaskan dan diajarkan oleh Islam. Dan semua perilaku moralitas itu selalu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah. Makanya dalam sebuah hadis, Rasulullah mengatakan: man kana yu’minu billahi wal yaumil akhir, falyaqul khairan au liyasmut. Orang yang beriman kepada Allah dengan sempurna, iman kepada yaumul akhir dengan sempurna, yaitu orang yang bisa berbicara baik, kalau tidak bisa, dia bisa diam. Atau dalam riwayat lain, falyukrim jarahu. Hendaklah ia menghormati tetangganya. Falyukrim dhaifahu. Hendaklah ia menghormati tamunya.
Oleh karena itu, khatib pesan kepada diri khatib dan kepada seluruh yang hadir di sidang Jumat ini: ”Hendaklah kita memperhatikan sekali akhlak dalam kehidupan kita. Karena keimnanan kita tidaklah sekedar dibuktikan dengan shalat kita, puasa, haji, tapi akhlak.”   
Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan oleh Allah!
Berbicara akhlak, tentu yang paling penting untuk dikokohkan adalah akhlak di keluarga. Di rumah. Dalam agama bahkan, memasuki rumah ada aturannya. Dalam surat an-Nur ayat 27-34, di sana kita dapati bagaimana cara berakhlak. Kita orang beriman, tidak diperkenankan masuk rumah orang, tanpa seizin orang di dalamnya. Jika kita masuk rumah, dan kita mengikuti prosedur, meminta izin untuk memasukinya, tetapi tuan rumah tidak memperkenankan masuk, kita harus bersedia keluar. Pada ayat seterusnya, ada perintah untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Kemudian ayat seterusnya, mengajak orang untuk tidak menunda perkawinan karena masalah ekonomi. Karena urusan rezeki adalah urusan Allah. Kalau benar-benar tidak mampu, maka diajarkan untuk beristighfar, menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kita menyadari setiap rumah kita tertyutup rapat, setiap jendela tertutup rapat, agar tidak dimasuki maling. Akan tetapi dengan kamajuan zaman, tidak menghalangi seseorang untuk memasuki kamar kita. Konon dengan adanya zaman globalisasi sekarang ini, dunia menjadi small village (desa kecil). Terutama dengan majunya teknologi informasi seperti internet. Tidak hanya dalam dekstop, laptop, bahkan hingga ke dalam genggaman kita, henphone. Akhirnya, meskipun rumah kita tertutup rapat, tetapi itu tidak menghalangi orang memasuki rumah kita.
Video porno yang akhir-akhir ini beredar, bukan tidak mungkin akan menjadi video berantai. Oleh karena itu, kemajuan teknologi tidak boleh mengendorkan hak-hak privasi kita sebagai muslim. Terutama kepada anak-anak kita. Dan ini yang harus kita perhatikan.
Alhamdulillah, kita bersyukur, di negeri ini sudah ada undang-undang pornografi, dimana pada beberapa waktu lalu sempat mengundang kontroversi luar biasa. Bahkan sesudah diundangkan pun dilakukan judisial riview. Dan hari-hari ini terbukti undang-undang itulah yang dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itu, sekali lagi saya ingatkan, kepada diri saya pribadi maupun kepada jamaah: Marilah kita tadabburi ayat-ayat Allah Swt surat an-Nur ayat 27-34. Sehingga kita meloyalkan sekali apa yang disebut akhlak itu. Karena pornografi itu tidak hanya berefek kepada si pelaku tetapi juga kepada banyak orang. Benarlah apa yang disampaikan Rasulullah Saw: sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Pelajaran penting dari peristiwa yang menghebohkan ini, marilah kita kembali kepada al-Quran. Marilah kita kembali kepada sunnah Rasulullah. Marilah kota berpikir, bahwa moralitas itu sesuatu yang utama. Yang menyelamatkan kita dan generasi kita yang akan datang.
Demikian khutbah ini, semoga bermanfaat.  

Kamis, 22 Desember 2016

Khutbah Jumat tentang Menyikapi Prostitusi Online


Download naskah Khotbah Jumat  Lengkap, Khutbah Jumat Singkat padat,  khutbah Jumat Terbaru,Teks Khutbah Jumat 1 Lembar.

=============================================
Ma’asyiral Muslimin
Pada hari Jumat yang mulia ini izinkanlah saya memberi wasiat kepada diri pribadi, umumnya kepada seluruh jamaah; marilah kita isi hidup yang fana ini dengan bertakwa kepad Allah Swt. Karena tidak ada persiapan yang lebih utama ketika kita menghadap Allah melainkan takwa kita kepada-Nya.
Orang yang bertakwa meyakini  al-Quran itu. Keyakinan tentang benarnya al-Quran itu berdasarkan atas jaminan Allah, sebagimana tersebut dalam surat al-Baqarah,
ذالِكَ الْكِتٰبُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ
Inilah kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya....” (QS. Al-Baqarah: ......)


Al-Quran yang demikian jelas dan gamblang   diturunkan oleh Allah untuk  menjadi acuan serta pedoman bagi orang beriman. Empat ayat berikutnya, Allah mengatakan;
هُدًى لِّلْمُتقِيْنَ
Menjadi petunjuk bagi orang-orang bertakwa.
Bila kita mengikuti petunjuk al Quran, kita akan mendapatkan keberuntungan yang besar. Sukses besar baik di dunia maupun di akhirat. Allah menyebut dalam surat al-Baqarah itu dengan menyebut orang-orang al-muflihun. Sebaliknya, orang-orang yang dengan sengaja  menentang al-Quran, ia adalah orang-orang merugi di dunia lebih-lebih di akhirat kelak.  Orang yang merugi itu Allah sebut dengan al-khasirun.
Jamaah yang dirahmati Allah,

Ada kecenderungan yang sangat kuat dalam masyarakat kita saat ini, untuk menentang isi al-Quran. Banyak orang dengan tegas, nyata dan terang-terangan, melakukan perbuatan yang melanggar aturan al-Quran. Banyak contoh yang bisa kita angkat seperti perzinahan atau yang akhir-akhir ini marak yaitu  prostitusi online.

Di dalam al-Quran Allah jelas mengatakan,
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنٰى اِنَّهُ كَانَ فحِشَةٌ وَسَاءَ سَبِيْلا
“Jangan kamu dekati zina, karena sesungguhnya perbuatan zina itu perbuatan keji dan hina.”

Mengapa perzihan demikian dilarang? Karena perzinahan tidak sesuai watak dasar manusia. perzinahan adalah perbuatan hewan, bukan perbuatan manusia.  Segala perbuatan yang tidak sesuai dengan karakter kemanusiaan dilarang oleh Allah. Karena sifatnya merusak orang itu dan lingkungan. Nabi mengatakan,
Satu kali orang berbuat zina Allah mengapuskan pahalanya tujuh puluh tahun.”

Memang secara ekonomi, bisnis prostitusi  nilainya besar sekali, tapi secara religus mudorotnya sangat besar.

Contoh kasus kedua, dimana orang-orang mulai berani secara tegas dan terangan-terangan melanggar isi al-Quran adalah narkoba, minuman keras, judi onilne. Dalam surat al-Maidah ayat 90 Allah berfirman,
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اِنّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya minuman keras,  judi, dan mengundi nasib, mengajukan sesjat untuk berhala, adalah perbuatan kotor, maka jauihlah agar kalian beruntung.”

Yang kita saksikan saat ini, eksekusi mati terhadap terpidana gembong narkoba, ternyata tidak membuat jera orang-orang tertentu dalam masyarakat kita. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kita semua, bahwa semakin banyak orang yang secara terang-terangan melanggar aturan al-Quran, Allah akan menurunkan kepada mereka pemimpin yang justru bermusuhan dengan mereka.

Ada pertanyaan mengapa Allah melarang orang minuman keras, narkoba dan sejenisnya? Karena minuman keras dan narkoba merusak akal, merusak lingkungan, merusak keluarga, merusak agama bahkan merusak negara. 

Selain zina dan narkoba, ada kecenderungan yang nampak jelas belakangan ini, yaitu maraknya kasus korupsi. Allah mengingatkan kita tentang bahayanya korupsi dan gratifikasi.  Gratifikasi sekarnag tidak hanya bersifat lokal tapi juga global.
وَلاَ تَأْكُلُوا اَمْوَالَكُمْ بِالْبَاطِلِ
 “Janganlah kalian makan harta kailan dengan batil,...................
Para ilmuan mengatakakn dengan cara batil itulah korupsi, ghasab, merampas,  mengambil hak orang lain tidak benar, tidak amanah dalam mengelola harta yang diserahkan kepadanya.
اَلرَّاشِيْ وَالْمُرْتَشِي فِي النَّارِ
Orang yang menyuap dan disuap akan masuk ke neraka.”
Nabi dalam hadis lain mengatakan,
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الشُّبْهَةِ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهِ
“Tiap-tiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, maka api neraka lebih baginya ketimbang surga.”

Dalam kitab Risalatul Mu’awanah, kitab yang paling banyak dibaca oleh kaum muslimin di Indonesia, Nabi mengatakan, “Kalau ada orang membeli makanan dengan harga lima puluh dirham, dan sepuluh dirham itu uang yang haram, maka selama makanan itu masuk ke dalam perut maka puasa dan lainya tiak diterima oleh Allah.”  

Sederhana tapi berbahaya.  Kalau sepuluh dirham saja haram kemudian membuat tidak diterima shalat kita  alangkah ruginya kita.

Nabi mengatakan,
Siapa orang menzalimi orang lain meskipun sebatang kayu aroq, maka orang itu akan dipanggang di api neraka.”  

Berbahaya sekali . kayu arak saja membuat orang dipanggang di api neraka, apatah lagi kalau dalam jumlah besar.

Kadang kita tidak sadar, barang yang bukan milki kita seenaknya kita ambil.  Milki kantor, milik negara, pada hekekatnya, kalau bukan milik kita itu tidak layak kita bawa pulang.
Ketika khalifah Umar  bin Abdul Aziz kedatangan seorang tamu, beliau bertanya, “Kamu bertamu untuk urusan apa? Pribadi atau negara? Kalau urusan pribadi saya matikan lampu ini. Karena ini fasilitas negara. ”
Dalam hadis lain Nabi berkata,”Siapa yang menzalimi orang berupa tanah sejengkal, Allah akan lilitkan di lehernya tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”

Orang bertakwa itu orang yang hidup  dengan cermat, teliti, hati-hati dan tidak sembrono. Sementara kecenderungan orang sekarang saat ini ialah ingin cepat kaya dengan cara tidak benar.  Misalnya bisnis yang tidak Islami, sebagaimana yang kita lihat di TV tentang fenomena beras plastik.  Itu jelas kezaliman yang luar biasa. Belum lagi susu oplosan, makanan yang dicampur formalin.  

Dalam surat surat a-Takfif Allah berfirman:
 وَيْلٌ لِلْمُطَفِفِيْنَ. اَلذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوا عَلَى الناسِ يَسْتَوْفُوْنَ. وَاِذَا كَالُوهُمْ اَوْ وَزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ.

Celakalah orang-orang yang curang.  Kalau dia menimbang dari orang lain minta dipenuhi,  tapi kalau menimbang untuk orang lain dia mengurangi.”

Di Madinah, ada laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia terkenal curang. Ketika membeli dari orang lain minta dipenuhi,  tapi kalau dia menjual dia mengurangi.  

Kalau kecurangan ini tidak dikendalikan,  yang terjadi adalah ancaman yang diberitakan oleh Rasul.  
“Apabila sudah banyak orang diberi amanah tidak bisa menjalankan amanah itu dengan baik,  dia khianat, korupsi, Allah akan utus musuh-musuh mereka yang kemudian jadi pemimpin mereka.  Apabila orang menetapkan hukum tidak lagi berdasarkan yang diajarkan Allah, Allah akan menyebarkan kefakiran dimana-mana.  Apabila sudah nampak dengan terang-ternagan orang berbuat keji Allah akan menyebarluaskan kematian dimana-mana. Kalau sudah banyak orang mengurangi timbangan, Allah akan mencegah tumbuhnya tanam-tanaman. Kalau sudah banyak orang tidak mau zakat, maka Allah akan mencegah turunnya hujan. ”

Semua orang tahu virus HIV/AIDS itu karena prilaku sex yang menimpang. Kita tidak mau negeri ini seperti kaum Sodom dan Gomora.  Orang sekarang bisa berzina dimana-mana.  Membukan aurat melalui internet. Orang dengan enak melakukan kejahatan speerti itu.  padahal itu berbahaya bagi kelangsungan negara kita ini.  

Oleh karna itu mari kita kembali kepada ajran al-Quran, mengikuti petunjuk Rasul agar kita selamat, di dunia dan di akhirat.

Senin, 05 Desember 2016

KHUTBAH JUMAT MEMBANGUN MASYARAKAT BERAKHLAK MULIA



Dr. Usman Syihab, MA

Jamaah jumat yang baerbahagia.
Mari kita sama-sama senantiasa meningkatkan keimana dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Ibadah kita. Menjalankan dengan ihlas perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangaNya.
Hadirin yang rahima kumullah

Sebagai masyarakat Muslim di negara ini, kita harus menjadi masyarakat yang berakhlak mulia. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, terutama dalam berinteraksi  sosial dalam kehidupan kita.


  
Akhlak adalah tiang utama masyarakat. Masyarakat yang ideal dan berbudaya adalah masyarakat yang memiliki akhlak mulia. Masyarakat yang tidak menjunjung tinggi akhlak mulia, dan bahkan kehilangan akhlak akan masyarakat tersebt akan lemah, terpuruk dan bahkan akan hancur. Sebuah syair mengatakan
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن ذهبت أخلاقهم ذهبو
Suatu bangsa dapat bertahan selama ia memiliki akhlak mulia, bila akhlaknya hilang maka bangsa itu akan runtuh.

Rasulullah SAW lahir dan dihadirkan oleh Allah SWT di atas muka bumi ini misi utamanya adalah menyempurnakan akhlak mulia, dan mendidik umatnya karakter yang baik. Rasulullah SAW bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
(Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia-HR Al-Bukhari)


Akhlak mulia bagi Rasulullah SAW merupakan indikator kuat dan tidaknya iman seseorang: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Hakim)
Hampir semua syariat yang Allah SWT perintahkan kepada umat manusia, apapun bentuk syariat itu ujung-ujungnya sebenarnya kita diajak untuk menata akhlak. Baik akhlak terhadap Allah maupun akhlak manusia dengan sesamanya. Bahkan akhlak kita terhadap lingkungan sekitar. Perintah melaksanakan shalat, umpanya, merupakan perintah yang bertujuan untuk menata akhlak. Firman Allah SWT:
وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
(Laksanakanlah shalat, karena sesungguhnya shalat itu bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar) (QS Al Ankabut : 45). Jadi essensi shalat, jika kita ingin melihat apakah shalat kita benar atau tidak dampaknya akhlak yang kita rasakan di lapangan.
Agama kita mengajarkan kepada kita nilai-nilai moral atau akhlak mulia yang harus kita miliki dan harus kita laksanakan dalam hubungan kita sesama manusia dan dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat:

1. Berlaku Jujur:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa seseorang ke Surga, dan jika seseorang selalu berlaku jujur serta memilih kejujuran sehingga akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Menunaikan Amanah:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا ﴿٥٨﴾
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An Nisaa’: 58)
3. Menepati Janji
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا ﴿٣٤﴾
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al Israa’: 34)
4. Berlaku adil.
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ  يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
5. Menghormati orang tua
وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما واخفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربياني صغيرا  

Hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra/17:23)

6. Tawadhu’ (berendah diri):
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
 وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿٨٨﴾
“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al Hijr: 88)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اَللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا، حَتَّى لَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk bertawadhu’, sehingga tidak ada lagi orang yang bersikap sombong dan angkuh terhadap yang lain.” (HR. Muslim)
7. Menyambung Tali Silaturrahim (Hubungan Kekeluargaan):
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari)
8. Berucap dengan ucapan yang baik, Berlaku Baik kepada Tetangga dan  Memuliakan Tamu:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكِرمْ ضَيْفَهُ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari-Muslim)
9. Dermawan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالَى جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ وَ يُحِبُّ مَعَالِيَ الْأَخْلاَقَ وَ يَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah (dermawan), Dia mencintai akhlak yang tinggi dan membenci akhlak yang rendah.” (HR. Baihaqi)
10. Santun dan Pemaaf:
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
 وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا  أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّـهُ لَكُمْ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢٢﴾
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An Nuur: 22)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidaklah menambahkan hamba-Nya yang selalu memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)
11. Mendamaikan Manusia:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ألاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَ الصَّلاَةِ وَ الصَّدَقَةِ؟ إِصْلاَحُ ذَاتَ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذاَتَ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ
“Maukah kamu aku beritahukan hal yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah (sunat)? Yaitu mendamaikan orang yang bermusuhan, karena merusak hubungan adalah yang memangkas (agama).” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi(
12. Berkasih Sayang:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِرْحَمُوْا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di atas langit (Allah) akan menyayangimu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim)
13. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa:
وتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ...
 “Dan saling tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebajikan dan ketakwaan..” (al-Maidah (5): 2)
14.  Peduli dan empati:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang Mukmin lelaki dan perempuan satu sama lain adalah penanggungjawab, yang masing-masing menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran...” (al-Taubah (9): 71).
15. Saling memberi nasehat dalam kebenaran dan kesabaran:
وَالْعَصْرِ {1} إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ {2} إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {3}

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)

16. Saling amar makruf dan nahi munkar:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.