Khutbah Iduf Fitri
اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ
اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ
اَكْبَرْ. وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ، لاَاِلهَ اِلاَّاللهِ وَاللهُ اَكْبَرْ اَللهُ وَِللهِ
اْلحَمْدُ . اَلْحَمْدُ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
سُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئََاتِ اَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَه اِلاَّاللهُ
، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ . اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
اَجْمَعِيْنَ ، اَمَّا بَعْدُ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ . اِتَّقُوْا
اللهَ حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah.
Alhamdulillah, akhirnya kita mampu menyelesaikan puasa
sebulan penuh, dan hari ini kita melanjutkannya dengan shalat idul fitri. Dalam
kaitan ini Rasulullah Saw bersabda: ”Barang
siapa yang berpuasa sebulan penuh, malamnya dia mengeluarkan zakat fitrah,
kemudian paginya dia berangkat untuk shalat ’idul fitri dan bertakbir
mengagungkan nama Allah Swt, maka dia bagaikan bayi yang baru dilahirkan dari rahim
ibunya.” Artinya seluruh dosa kita diampuni oleh Allah Swt. Dan itulah
tujuan puasa; membentuk orang-orang bertakwa. Mudah-mudahan seluruh ibadah kita
pada bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah Swt. Amin
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Kalau kita perhatikan, definisi takwa itu paling
tidak terkumpul dalam dua surat: pertama surat al-Baqarah ayat 1-5, kedua surat Ali Imran ayat 133-136. Ayat-ayat
ini sering dibaca oleh para khatib atau penceramah, dan kerena itu cukup
familier bagi kita.
Untuk masalah takwa sendiri terangkum pada surat al-Baqarah
ayat 1-5. Ayat mengajak kita semua percaya kepada Allah, Malaikat, Rasul,
Kitab, Hari Kiamat, serta qadha dan qadar. Kepercayaan inilah yang kemudian menjadikan
kita memiliki kekuatan untuk bertahan melaksanakan puasa sebulan penuh. Tanpa
itu kita tidak akan mampu menjalankan Ramadhan. Mengapa? Sebab puasa yang kita
lakukan ini membutuhkan pengorbanan yang tiada terkira. Oleh karena itu, sekali
lagi, kita berharap mudah-mudahan ibadah kita diterima oleh Allah Swt. Amin
Jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Kita harus menyadari bahwa tahun depan kita belum
tentu bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang agung ini. Oleh karena itu,
marilah kita bersegera mencari ampunan dari Allah Swt. Seperti firman-Nya dalam
surat Ali Imran ayat 133:
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Ali Imran [3]: 133).
Ayat di atas kemudian dilanjutkan definisi orang bertakwa, yakni:
”(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran [3]: 134).
Suatu ketika Imam al-Ghazali bertanya kepada muridnya:
”Mana hartamu yang sesungguhnya?”
Murid itu menjawab: “Hartaku yang sesungguhnya
adalah rumahku, sawahku, kebunku.”
Imam al-Ghazali kemudian berkata: “Rumahmu,
kebunmu dan sawahmu itu adalah bukan hartamu, tetapi milik ahli warismu..”
Lalu, mana harta yang sebenarnya?
Imam al-Ghazali kemudian melanjutkan,”Hartamu yang
sesungguhnya adalah yang kamu sedekahkan di jalan Allah Swt.”
Ada lagi sebuah cerita. Suatu ketika seorang konglomerat
ditanya seorang ustadz.
”Bapak sedekahnya begitu banyak, dan harta Bapak
pun juga begitu banyak.” kata sang Ustadz.
Lalu konglomerat itu mengatakan, ”Harta saya tak
lebih dari 50 Juta.”
”Lho, kok harta sebanyak ini cuma 50 Juta?”
”Iya, karena yang lain-lain belum saya sedekahkan
di jalan Allah Swt, makanya harta saya saat ini di hadapan Allah adalah 50 juta
yang saya sedekahkan tadi.”
Oleh karena itu marilah kita membiasakan diri ringan
tangan. Jangan pelit. Sebab orang
pelit tidak akan masuk surga, dan
menjadi musuh Islam dan semua orang.
البخيل بعيد من الله وبعيد
من الناس وبعيد من الجنة وقريب من النار
“Orang pelit itu jauh dari
Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.”
Baca : KHUTBAH IDUL ADHA
Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah!
Syarat menjadi orang bertakwa adalah: Pertama, mampu menginfakkan hartanya, baik
dikala suka maupun duka. Kedua, tidak
sombong, mampu menahan dirinya, merasa dirinya tidak terlalu benar. Orang Islam
yang benar adalah mereka yang merasa dirinya banyak bergelimang dosa. Sebaliknya,
orang yang merasa selalu benar adalah merekalah orang yang sombong. Sifat itu
hanya dimiliki oleh musuh-musuh Allah Swt, termasuk Dajjal, yang konon kakinya
panjang sebelah sehingga kalau jalan tidak seimbang. Dajjal adalah makhluk yang tidak mau salah. Bahkan
dia mengatakan bahwa bumi ini tidak ada rata. Padahal bukan buminya yang tidak
rata, tapi kakinya yang panjang sebelah.
Hadirin jamaah shalat idul Fitri rahimakumullah!
Manusia sebagaimana disebutkan adalah:
الانسان محل الخطإ ونسيان
“Manusia itu tempatnya salah
dan lupa.”
Oleh karena marilah kita tanamkan sifat sabar di hati
kita. Jangan suka marah. Teladanilah Rasulullah Saw. Beliau memiliki pembantu
sebanyak 36 orang. Tatkala para sahabat menanyai ke36 pembantu tadi, apakah Rasulullah
Saw pernah memarahimu. Salah seorang pembantu menjawab, “Saya sudah 15 tahun ikut
Rasulullah, dan saya belum pernah dimarahi beliau.” Dan tatkala istri-istri Rasulullah
ditanya, mereka juga mengatakan yang sama; bahwa mereka belum pernah dimarahi
Rasulullah Saw.
Marahnya Rasulullah itu cukup dengan memerah wajahnya.
Jika wajah Rasul merah, maka sahabat dan istrinya mengoreksi diri. Rasulullah
tidak pernah mengeluarkan marahnya, tetapi menahannya sehingga wajahnya menjadi
merah.
Syarat orang bertakwa yang
ketiga adalah: pemaaf kepada manusia.
Tidak pendendam. Oleh karena
itu, marilah kita buang jauh-jauh sifat dendam. Marilah kita memaafkan
kesalahan siapa pun juga yang berbuat
salah kepada diri kita. Tidak ada dalam Islam ungkapan ”tidak ada maaf bagimu.” Allah saja Maha Rahman, Rahim dan
Maha Pengampun, apalagi kita selaku hamba-Nya. Marilah kita buka hati kita, kita
lepaskan dendam yang ada dalam diri kita. Kita buang sifat dengki dan iri.
Sebab dengki adalah penyakit hati yang kronis. Rasulullah Saw bersabda :
الحسد تأ كل الحسنة كما تأ كل النار
الحطب
“Iri dengki
itu menghapus kebaikan, sebagaimana api memakan kayu baker.”
Semakin besar sifat dendam, iri, dengki dalam diri kita semakin
cepat kebaikan kita terhapus.
Hadirin jamaah shalat idul Fitri rahimakumullah!
Dalam Islam itu ada kata muslim, mukmin, muhsin. Muhsin itu adalah
orang yang mampu menafkahkan hartanya, orang yang mampu menahan hawa nafsunya,
dan orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Oleh karena itu sudahkah
kita bertanya kepada diri sendiri, sudahkah kita bertanya bahwa al-Qur`an pasti
benar, sudahkah kita yakin bahwa orang yang makin banyak sedekahnya maka Allah
akan kembalikan hartanya dan Allah akan ganti dengan rezeki berlipat-lipat,
bahkan Allah janjikan dalam Al-Qur`an dengan 700 kali lipat.
Khutbah Idul Fitri
4/
5
Oleh
Unknown
1 komentar:
Tulis komentarWarning!! SPAM has been detected!
Reply