Tampilkan postingan dengan label khutbah jumlah popuer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label khutbah jumlah popuer. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2016

Khutbah Jumat tentang Menyikapi Prostitusi Online


Download naskah Khotbah Jumat  Lengkap, Khutbah Jumat Singkat padat,  khutbah Jumat Terbaru,Teks Khutbah Jumat 1 Lembar.

=============================================
Ma’asyiral Muslimin
Pada hari Jumat yang mulia ini izinkanlah saya memberi wasiat kepada diri pribadi, umumnya kepada seluruh jamaah; marilah kita isi hidup yang fana ini dengan bertakwa kepad Allah Swt. Karena tidak ada persiapan yang lebih utama ketika kita menghadap Allah melainkan takwa kita kepada-Nya.
Orang yang bertakwa meyakini  al-Quran itu. Keyakinan tentang benarnya al-Quran itu berdasarkan atas jaminan Allah, sebagimana tersebut dalam surat al-Baqarah,
ذالِكَ الْكِتٰبُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ
Inilah kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya....” (QS. Al-Baqarah: ......)


Al-Quran yang demikian jelas dan gamblang   diturunkan oleh Allah untuk  menjadi acuan serta pedoman bagi orang beriman. Empat ayat berikutnya, Allah mengatakan;
هُدًى لِّلْمُتقِيْنَ
Menjadi petunjuk bagi orang-orang bertakwa.
Bila kita mengikuti petunjuk al Quran, kita akan mendapatkan keberuntungan yang besar. Sukses besar baik di dunia maupun di akhirat. Allah menyebut dalam surat al-Baqarah itu dengan menyebut orang-orang al-muflihun. Sebaliknya, orang-orang yang dengan sengaja  menentang al-Quran, ia adalah orang-orang merugi di dunia lebih-lebih di akhirat kelak.  Orang yang merugi itu Allah sebut dengan al-khasirun.
Jamaah yang dirahmati Allah,

Ada kecenderungan yang sangat kuat dalam masyarakat kita saat ini, untuk menentang isi al-Quran. Banyak orang dengan tegas, nyata dan terang-terangan, melakukan perbuatan yang melanggar aturan al-Quran. Banyak contoh yang bisa kita angkat seperti perzinahan atau yang akhir-akhir ini marak yaitu  prostitusi online.

Di dalam al-Quran Allah jelas mengatakan,
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنٰى اِنَّهُ كَانَ فحِشَةٌ وَسَاءَ سَبِيْلا
“Jangan kamu dekati zina, karena sesungguhnya perbuatan zina itu perbuatan keji dan hina.”

Mengapa perzihan demikian dilarang? Karena perzinahan tidak sesuai watak dasar manusia. perzinahan adalah perbuatan hewan, bukan perbuatan manusia.  Segala perbuatan yang tidak sesuai dengan karakter kemanusiaan dilarang oleh Allah. Karena sifatnya merusak orang itu dan lingkungan. Nabi mengatakan,
Satu kali orang berbuat zina Allah mengapuskan pahalanya tujuh puluh tahun.”

Memang secara ekonomi, bisnis prostitusi  nilainya besar sekali, tapi secara religus mudorotnya sangat besar.

Contoh kasus kedua, dimana orang-orang mulai berani secara tegas dan terangan-terangan melanggar isi al-Quran adalah narkoba, minuman keras, judi onilne. Dalam surat al-Maidah ayat 90 Allah berfirman,
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اِنّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya minuman keras,  judi, dan mengundi nasib, mengajukan sesjat untuk berhala, adalah perbuatan kotor, maka jauihlah agar kalian beruntung.”

Yang kita saksikan saat ini, eksekusi mati terhadap terpidana gembong narkoba, ternyata tidak membuat jera orang-orang tertentu dalam masyarakat kita. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kita semua, bahwa semakin banyak orang yang secara terang-terangan melanggar aturan al-Quran, Allah akan menurunkan kepada mereka pemimpin yang justru bermusuhan dengan mereka.

Ada pertanyaan mengapa Allah melarang orang minuman keras, narkoba dan sejenisnya? Karena minuman keras dan narkoba merusak akal, merusak lingkungan, merusak keluarga, merusak agama bahkan merusak negara. 

Selain zina dan narkoba, ada kecenderungan yang nampak jelas belakangan ini, yaitu maraknya kasus korupsi. Allah mengingatkan kita tentang bahayanya korupsi dan gratifikasi.  Gratifikasi sekarnag tidak hanya bersifat lokal tapi juga global.
وَلاَ تَأْكُلُوا اَمْوَالَكُمْ بِالْبَاطِلِ
 “Janganlah kalian makan harta kailan dengan batil,...................
Para ilmuan mengatakakn dengan cara batil itulah korupsi, ghasab, merampas,  mengambil hak orang lain tidak benar, tidak amanah dalam mengelola harta yang diserahkan kepadanya.
اَلرَّاشِيْ وَالْمُرْتَشِي فِي النَّارِ
Orang yang menyuap dan disuap akan masuk ke neraka.”
Nabi dalam hadis lain mengatakan,
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الشُّبْهَةِ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهِ
“Tiap-tiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, maka api neraka lebih baginya ketimbang surga.”

Dalam kitab Risalatul Mu’awanah, kitab yang paling banyak dibaca oleh kaum muslimin di Indonesia, Nabi mengatakan, “Kalau ada orang membeli makanan dengan harga lima puluh dirham, dan sepuluh dirham itu uang yang haram, maka selama makanan itu masuk ke dalam perut maka puasa dan lainya tiak diterima oleh Allah.”  

Sederhana tapi berbahaya.  Kalau sepuluh dirham saja haram kemudian membuat tidak diterima shalat kita  alangkah ruginya kita.

Nabi mengatakan,
Siapa orang menzalimi orang lain meskipun sebatang kayu aroq, maka orang itu akan dipanggang di api neraka.”  

Berbahaya sekali . kayu arak saja membuat orang dipanggang di api neraka, apatah lagi kalau dalam jumlah besar.

Kadang kita tidak sadar, barang yang bukan milki kita seenaknya kita ambil.  Milki kantor, milik negara, pada hekekatnya, kalau bukan milik kita itu tidak layak kita bawa pulang.
Ketika khalifah Umar  bin Abdul Aziz kedatangan seorang tamu, beliau bertanya, “Kamu bertamu untuk urusan apa? Pribadi atau negara? Kalau urusan pribadi saya matikan lampu ini. Karena ini fasilitas negara. ”
Dalam hadis lain Nabi berkata,”Siapa yang menzalimi orang berupa tanah sejengkal, Allah akan lilitkan di lehernya tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”

Orang bertakwa itu orang yang hidup  dengan cermat, teliti, hati-hati dan tidak sembrono. Sementara kecenderungan orang sekarang saat ini ialah ingin cepat kaya dengan cara tidak benar.  Misalnya bisnis yang tidak Islami, sebagaimana yang kita lihat di TV tentang fenomena beras plastik.  Itu jelas kezaliman yang luar biasa. Belum lagi susu oplosan, makanan yang dicampur formalin.  

Dalam surat surat a-Takfif Allah berfirman:
 وَيْلٌ لِلْمُطَفِفِيْنَ. اَلذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوا عَلَى الناسِ يَسْتَوْفُوْنَ. وَاِذَا كَالُوهُمْ اَوْ وَزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ.

Celakalah orang-orang yang curang.  Kalau dia menimbang dari orang lain minta dipenuhi,  tapi kalau menimbang untuk orang lain dia mengurangi.”

Di Madinah, ada laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia terkenal curang. Ketika membeli dari orang lain minta dipenuhi,  tapi kalau dia menjual dia mengurangi.  

Kalau kecurangan ini tidak dikendalikan,  yang terjadi adalah ancaman yang diberitakan oleh Rasul.  
“Apabila sudah banyak orang diberi amanah tidak bisa menjalankan amanah itu dengan baik,  dia khianat, korupsi, Allah akan utus musuh-musuh mereka yang kemudian jadi pemimpin mereka.  Apabila orang menetapkan hukum tidak lagi berdasarkan yang diajarkan Allah, Allah akan menyebarkan kefakiran dimana-mana.  Apabila sudah nampak dengan terang-ternagan orang berbuat keji Allah akan menyebarluaskan kematian dimana-mana. Kalau sudah banyak orang mengurangi timbangan, Allah akan mencegah tumbuhnya tanam-tanaman. Kalau sudah banyak orang tidak mau zakat, maka Allah akan mencegah turunnya hujan. ”

Semua orang tahu virus HIV/AIDS itu karena prilaku sex yang menimpang. Kita tidak mau negeri ini seperti kaum Sodom dan Gomora.  Orang sekarang bisa berzina dimana-mana.  Membukan aurat melalui internet. Orang dengan enak melakukan kejahatan speerti itu.  padahal itu berbahaya bagi kelangsungan negara kita ini.  

Oleh karna itu mari kita kembali kepada ajran al-Quran, mengikuti petunjuk Rasul agar kita selamat, di dunia dan di akhirat.

Rabu, 26 Oktober 2016

Khutbah Jumat Lengkap dengan Judul Tobat




Tobat Sebagai Jalan Menuju Kesuksesan


Dalam sebuah riwayat Rasulullah Saw pernah didatangi malaikat, yang kemudian membedah dada beliau, untuk disucikan lalu disi dengan sifat-sifat mulia. Peristiwa itu tidak hanya terjadi sekali, namun sampai tiga kali. Yaitu  sewaktu beliau berusaia 4 tahun, saat beliau berusia 10 tahun, dan saat beliau berusaia 50 tahun.  Dalam literatur sejarah Islam peritiwa itu dikenal dengan syakku sahdri ( pembedahan dada Rasulullah). 

Dalam perjalanan hidup menuju kesempurnaan dan kebahgaiaan selalu dimulai dengan mensucikan jiwa. Jika Rasulullah sendiri diperlukan pembedahan seperti itu, maka, bagi kita umatnya yang dapat kita lakukan melalui sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha).
Taubat ini sangat esensial terkait dengan perjalanan hidup kita kemudian. Bahkan, para nabi pun memerlukan diri untuk bertaubat sebelum melangkah memulai perjalanan sucinya. Ketika kali pertama  Nabi Adam menginjakkan di muka bumi,  yang ia lakukan adalah bertaubat. 

Kalimat yang sering kita dengar:  Rabbana dhalamna anfusana waillam taghfir lana watarhamna lanakunanna minal khasirin. (Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami, jika Engkau  mengampuni kami dan merahmati kami niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi).Setelah pertaubatan itu, melangkahlah Nabi Adam yang kemudian memakmurkan bumi ini secara berkelanjutan. 

Nabi Musa yang dikenal gagah perkasa itu bertaubat dengan meminta ampun setelah memohon agar Allah Swt memeprlihatkan zat-Nya untuk memperkuat iman Musa. Saat Allah hanya memperlihatkan cahaya-Nya, melelehlah bukit, dan Musa yang perkasa itu pingsan. Permintaan agar Allah memperlihatkan diri itu akhirnya ia sesali, dan memohon ampunlah Musa kepada Allah. Subhanaka tubtu ilaika wana awwalul mukminin. (Maha suci Engkau, aku bertaubat kembali kepada-Mu, dan aku menyatakan orang pertama yang beriman).  Musa bertaubat.

Dalam taubat terkandung ketulusan, keikhlasan, pengakuan akan keagungan Allah. Sikap inilah yang mendatangkan pertolongan dan bimbingan (inayah wa ri’ayah) dari Allah. Saat seorang hamba berusaha melepaskan diri dari pengaruh setan dalam dirinya, dalam bentuk keinginan kuat untuk bersimpuh di hadapan Allah, maka pada saat yang sama pertolongan Allah datang padanya.

Bimbingan dan dekapan Allah akan langsung ia peroleh. Istagfiru rabbakum innahu kana ghaffara. (Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu sesungguhnya daia maha pengampun.) Semakin ia dekat dan cinta kepada Allah, pertolongan dan bimbingan-Nya akan semakin banyak ia raih.  Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan, “Siapa yang mendekat kepad-Ku satu jengkal, Aku akan mendekatinya satu hasta,  siapa yang mendekatik-Ku satu hasta, Aku akan mendekatinya lebih cepat dari itu. Dan jika dia mendekat kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari.”

Oleh karena itu, meski Rasulullah manusia ma’shum, yang terhindar dari segala bentuk dosa dan kesalahan, toh beliau senantiasa mengatakan, “Aku adalah nabi yang suka bertaubat.”  Bahkan dalam satu riwayat, dalam setiap hari beliau bertaubat lebih dari tujuh puluh kali. Dalam riwayat lain, lebih dari seratus kali.  Tentu taubat yang dilakukan Nabi bukan untuk tujuan pengampuanan dosa, sebagimana taubatnya orang awam, namun bentuk taqarrub kepada Allah swt. Bentuk syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah.


Saat para sahabat bertanya perihal mengapa Nabi yang sudah ma’shum namun masih selalu memohon ampun, selalu shalat malam, jawab Nabi adalah: “Apa saya tidak ingin menjadi hamba yang selalu bersyukur kepada-Nya.”

Selain berfungsi sebagai memohon ampunan, bertaubat mendatangkan ekonomi (addu’aul iqtishad). Perhatikan firman Allah dalam surat Nuh ayat 10-12, “Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, esungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Taubat sejati menjadi sebab tumbuhnya iman dan ketakwaan di dalam hati, dan menjadi jalan datangnya cahaya ilmu dari sisi Allah.  Keimanan dan ketakwaan berkorelasi erat dengan kebahagiaan hidup. Baik yang bersifat materi maupun yang bersifat maknawi. Allah berfirman, “Jika sebuah penduduk negeri berriman dan bertakwa, maka akan aku bukakan keberkahan dalam hidup. Iman dan ketakwaan akan mendatangkan kesejahtrean dalam hidup.”

Kehancuran sebuah bangsa kerap dimulai dari kesewenang-wenangan segelintir orang, yang berkuasa  di negeri itu. Ketika Allah ingin menghancurkan sebiah negeri, maka Dia perintahkan orang yang hidup mewah di negeri itu untuk melakukan kedurhakaan, lalu Allah binasakan semua mereka.

Oleh karena itu, jangan tunda untuk bertaubat selagi kita diberi kesempatan. Sebelum segalanya berlalu, dan pertaubatan kita menjadi sia-sia belaka.  Wallau a’lam.

Senin, 24 Oktober 2016

Khutbah Jumat Singkat dengan judul Obat Hati yang Resah



Ketika gangguan dan hambatan dari kafir Quraisy kian dahsyat, Rasulullah, sebagai manusia, merasa sangat gelisah. Pada saat itu, turunlah al-Quran surat al-Hijr ayat 97-99. “Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
Ada tiga tiga hal pokok dari ayat di atas. Pertama, perihal kegelisahan Nabi. Kedua, perihal petunjuk Allah menghilangkan kegelisahan jiwa. Ketiga, masalah hubungan agama (ibadah) dengan ketenangan jiwa.
Pertama, perihal kegelisahan Nabi. Dalam hal ini, apakah Nabi boleh gelisah. Tidak banyak ulama yang berani menyatakan pendapatnya. Meskipun dalam ayat di atas jelas disebutkan, bahwa Nabi mengalami sempit dada. Seorang pakar tafsir Ar-Razi mengatakan, dari sisi manusia tidak ada halangan bagi Nabi mengalami keresahan. Namun kata Ar-Razi, gelisahnya itu tidak lama-lama. Karena kemudian datang bimbingan dan petunjuk dari Allah. Dan bimbingan itu tidak hanya penting bagi Nabi Muhammad, tapi lebih penting lagi bagi umat manusia.



Kedua, berkaitan bimbingan Allah untuk menghilangkan keresahan jiwa. Ada empat ibadah yang diperintahkan supaya kita memiliki ketentraman batin. Pertama, bertasbih. Tasbih itu artinya mensucikan Allah, dengan melafalkan subhanallah. Namun perintah tasbih di ayat ini untuk menolak omongan orang kafir yang sesat. Maka diperintahkan supaya melakukan tasbih, yaitu mensucikan Allah dari tuduhan tidak benar. Menurut orang kafir, Allah itu tidak tunggal, tapi punya teman yaitu malaikat.  Menurut mereka malaikat itu perempuan. Maka dalam surat as-Shaffat Allah membantahnya, “Coba mereka tanyakan kepada mereka, apakah Allah punya anak perempuan sementara mereka mempunyai anak laki-laki.”  
Inti dari tasbih bukan pada pelafalan kata subhanallah, namun bagaimana membangun prasangka baik kepada Allah. Dalam bahasa agamanya adalah husnuzzan. Prasangka baik itulah yang menimbulkan ketenangan. Orang-orang beriman itu dilarang berprasangka buruk kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Allah mengikuti prasangka hamba-Nya.
Kedua, kita disuruh bertahmid.  Artinya, mengembalikan segala puji hanya bagi Allah. Sesungguhnya tahmid adalah kelanjutan dari tasbih. Orang tidak mungkin bisa bertahmid, mengembaliklan segala puji, kalau tidak bertasbih. Karena Allah maha suci maka segala puji dikembalikan pada Allah. Yang kemudian dilanjutkan takbir. Karena puji hanya bagi Allah, maka yang maha besar hanya Allah. Jadi, tasbih, tahmid dan takbir adalah psycological stage (tingakatan-tingkatan kejiwaan).  
Ketiga, banyak melakukan ibadah shalat. Insya Alalh orang yang rajin shalat terhindar dari penyakit batin dan keresahan jiwa. Dalam hadis-hadis shahih  dijelaskan, Rasulullah apabila menghadapi hal-hal besar beliau langsung melakukan ibadah shalat. Sesungguhnya dalam ajaran kerohanian Islam dilarang berkeluh kesah. Dalam Islam dianjurkan untuk berkeluh kesah pada yang punya manusia, yang menguasai alam jagat raya ini. Makanya, obat keresahan jiwa yang ketiga melakukan shalat.
Keempat, memiliki kesadaran takwa. “Sembahlah Tuhanmu sampai datang padamu kematian.” Ayat ini mengajak kita untuk melakukan kesadaran ketuhanan. Kesadaran bahwa Allah hadir  dan mengawasi setiap aktivitas kita. Kesadaran itulah yang mengendalikan diri  dari dosa dan maksiat.
Selanjutnya, apa hubungan antara ibadah dan ketentraman batin. Kata Ar- Razi, siapa yang melakukan ibadah empat di atas maka dia memperoleh ketenangan batin. Menurut para ahli, ibadah itu sesungguhnya fitrah. Artinya kebutuhan dasar setiap manusia yang tidak bisa dihindari. Orang yang melakukan ibadah akan terhindar dari penyakit kehampaan rohani.
Kedua, berdasarkan pengalamanan para sufi, ibadah itu memberikan sifat optimisme (raja). Orang yang melakukan ibadah maka timbullah harapan. Harapan untuk diampuni dosa-dosanya. Harapan untuk mendapatkan limpahan rahmat dan barakah. Kalau orang tidak pernah shalat tidak pernah lepas dari rahmat Allah. Senantiasa berada di jalan Tuhan.  Di dalam orbit Tuhan. Dekat dengan Allah. Dekat dengan sumber kedamaian itu.
Mudah-mudahan ibadah yang saat ini kita lakukan menjadi jalan kita menuju ketenangan jiwa. Amin.